9.11.13

Resensi Film

0 komentar
Django, Negro Pembantai Kulit Putih
Judul Film      : Django Unchained
Genre             : Western, Action
Bahasa            : Inggris, Jerman
Produser        : Reginald Hudlin, Stacy Sher, Pilar Savone
Sutradara       : Quentin Tarantino
Penulis Script : Quentin Tarantino
Sinematografi: Robert Richardson
Pemeran         : Jamie Foxx (Django), Christoph Waltz (Dr. King Schultz), Leonardo DiCaprio (Calvin J. Candie), Kerry Washington (Broomhilda Von Shaft), Walton Goggins (Billy Crash), Don Johnson (Spencer 'Big Daddy' Bennett), Samuel L. Jackson (Stephen), Laura Cayouette (Lara Lee Candie-Fitzwilly), Dennis Christopher (Leonide Moguy), Cooper Huckabee (Roger 'Little Raj' Brittle), Doc Duhame (Ellis Brittle), M. C. Gainey (Big John Brittle), Tom Savini (Tracker Cheney), Bruce Dern (Curtis Carrucan), James Russo (Dicky Speck), James Remar (Ace Speck/Butch Pooch), Tom Wopat (Marshall Gill Tatum), Misty Upham (Minnie), Michael Bacall (Smitty Bacall), Robert Carradine (Tracker Lex), Rex Linn (Tennessee Harry), Ned Bellamy (Wilson), Franco Nero (Amerigo Vassepi), Sharon Pierre-Louis (Little Jody), Michael Parks, Jonah Hill (Randy (Bag Head #2))
Durasi             : 165 menit
Tahun Rilis    : 25 Desember 2012
Penghargaan :
-       American Film Institute Awards 2012 - Top Ten Movies of the Year - Django Unchained (Menang)
-       Boston Society of Film Critics 2012 - Best Supporting Actor - Christoph Waltz (Nominasi)
-       Broadcast Film Critics Association 2013 - Best Original Screenplay - Quentin Tarantino (Menang), Best Picture - Django Unchained (Nominasi)
-       Chicago Film Critics Association 2012 - Best Original Screenplay - Quentin Tarantino (Nominasi), Best Supporting Actor - Leonardo DiCaprio (Nominasi)
-       Penghargaan Golden Globe 2013 - Best Director - Quentin Tarantino (Nominasi), Best Drama Motion Picture - Django Unchained (Nominasi), Best Screenplay - Quentin Tarantino (Menang), Best Supporting Actor - Leonardo DiCaprio (Nominasi) - Christoph Waltz (Menang)
-       Hollywood Film Festival 2012 - Screenwriter of the Year - Quentin Tarantino (Menang)
-       Los Angeles Film Critics Association 2012 - Best Supporting Actor - Christoph Waltz (Nominasi)
-       NAACP Image Award 2013 - Outstanding Actor in a Motion Picture - Jamie Foxx (Nominasi), Outstanding Motion Picture - Django Unchained (Nominasi), Outstanding Supporting Actor in a Motion Picture - Samuel L. Jackson (Menang), Outstanding Supporting Actress in a Motion Picture - Kerry Washington (Menang)
-       National Board of Review 2012 - Best Film - Django Unchained (Nominasi), Best Supporting Actor - Leonardo DiCaprio (Menang)
-       San Diego Film Critics Society 2012 - Best Cinematography - Robert Richardson (Nominasi), Best Original Screenplay - Quentin Tarantino (Nominasi), Best Picture - Django Unchained (Nominasi), Best Supporting Actor - Christoph Waltz (Menang)
-       St. Louis Film Critics 2012 - Best Cinematography - Robert Richardson (Nominasi), Best Directorm - Quentin Tarantino (Nominasi), Best Lead Actor - Jamie Foxx (Nominasi), Best Music - Django Unchained (Menang), Best Original Screenplay - Quentin Tarantino (Nominasi), Best Film - Django Unchained (Nominasi), Best Scene - Django Unchained (Menang), Best Supporting Actor - Christoph Waltz (Menang)
-       Washington D.C. Area Film Critics 2012 - Best Original Screenplay - Quentin Tarantino (Nominasi), Best Supporting Actor - Leonardo DiCaprio (Nominasi)
Resensator     : Nur Fatimah (101211027)

Kebudayaan, inilah yang dimunculkan dalam film Django Unchained. Budaya perbudakan manusia kulit hitam yang penuh dengan kekejaman dan tak berperikemanusiaan. Perbudakan kulit hitam oleh kulit putih pada tahun 1800-an di Amerika Serikat adalah hal yang biasa.
Perdagangan budak yang berhubungan dengan nyawa manusia untuk ditukar dengan uang. Manusia tak ada bedanya dengan binatang. Lengkap dengan sertifikat dan tanda sah jual beli, maka dengan mudah kepemilikan manusia bisa berpindah-pindah dari tangan satu ke tangan lain. Perdagangan kulit hitam (Negro) adalah bisnis yang menjanjikan. Bagaikan aset kekayaan, semakin banyak budak yang dimiliki tentu semakin kaya. Pemiliknya boleh memperlakukan mereka dengan sesuka hati.
Kisah Django sebelumnya pernah difilmkan oleh Sergio Corbucci, dan inilah yang menginspirasi Tarantino. Tapi ia sama sekali tidak mengulang cerita yang sama, hanya mengulang kesuksesan yang hampir sama. Corbucci membuka Django dengan adegan Franco Nero yang menyeret-nyeret peti mati di atas tanah berlumpur ke sebuah kampung untuk mencari pembunuh istrinya, sutradara Tarantino memulai dengan sebuah adegan yang mengejutkan. Garis hitam panjang itu menampakkan diri sebagai barisan budak Afro-Amerika yang tertatih-tatih berjalan dengan punggung berdarah-darah bekas lecutan cambuk. Keduanya memiliki inti cerita dari kisah yang sama, yaitu Django yang ingin membela harkat sang istri.
Perjuangan Cinta dan Nyawa
Kisah romantika perjuangan cinta antara Django dan istrinya Broomhilda, diawali ketika keduanya terpisahkan setelah menikah di perkebunan Carrucan. Mereka berusaha kabur dan pemiliknya menyiksanya serta memberi tanda “r” di pipi Django dan istrinya. Akhirnya pemilik mereka mengirimkan keduanya ke pelelangan budak di Greenville dan menjualnya secara terpisah atau kepada orang yang berbeda dengan harga murah. Django dibeli oleh Speck bersaudara (Dicky Speck, Ace Speck), dan Broomhilda dibeli oleh Calvin J. Candie dan tinggal di Candyland, perkebunan kapas terbesar keempat di Mississippi.
Perjuangan dimulai di Texas, tahun 1858, 2 tahun sebelum perang saudara, ketika Dr. King Schultz, Bounty Hunter atau pemburu hadiah dari Jerman yang menukar mayat dengan uang, membeli Django dari Speck bersaudara (Dicky Speck, Ace Speck) karena dia tahu dan mengenali wajah Brittle bersaudara (Roger 'Little Raj' Brittle, Ellis Brittle, Big John Brittle), yang dulunya pengawas perkebunan Carrucan, dan sekarang menjadi gang pembunuh sadis yang diburu Schultz.
Dr. Schultz dan Django membuat kesepakatan di Daughtery, Texas. Intinya bahwa mereka bersepakat untuk bekerjasama menemukan Brittle bersaudara, dan jika berhasil sebagai upahnya adalah Django diberi kebebasan sepenuhnya dan uang 27 dolar.
Perjalanan pertama mereka menuju ke Tenessee, Gatlinburg. Untuk melancarkan aksinya, Django berubah karakter menjadi “Valet” (pelayan). Disana mereka menemukan Brittle bersaudara dan berhasil membunuhnya.
Mengetahui kemampuan Django, Dr. Schultz berniat melanjutkan kerjasama mereka hingga akhir musim dingin, dengan upah 1/3 untuk Django. Ia sepakat. Dr. Schultz juga berjanji membantu Django menemukan istrinya, karena ia bertanggungjawab atas kebebasan yang ia berikan.
Perburuan kedua yaitu membunuh Smitty Bacall dan The Smitty Bacall Gang. Mereka berhasil lagi. Setelah banyak keberuntungan, akhir musim dingin mereka turun dari gunung dan menuju ke Mississippi untuk menyelidiki keberadaan Broomhilda, istri Django.
Mereka menemukan kemungkinan keberadaan Broomhilda adalah di Candyland. Mereka kembali menyusun strategi. Dr. Schultz menyamar dengan karakter sebagai pembeli dengan uang besar dari Dusseldorf dan Django adalah ahli petarung mandingo (Eyed Charly).
Kepastian sudah mereka dapatkan. Broomhilda (Hildi) ada di Candyland. Pertama kali Django melihat, Hildi dalam keadaan mengenaskan. Ia masih tetap tenang.
Awalnya semua baik-baik saja. Calvin menerima mereka dengan baik dan mulai melakukan penawaran pada budak pertarungan Negro atau Eyed Charly. Tetapi Stephen, asisten Calvin, mencium dan mampu membaca permainan Dr. Schultz dan Django. Calvin marah, dan memaksa mereka membeli Broomhilda dengan harga 12.000 dolar.
Permasalahan muncul ketika Dr. Schultz tak mau jabat tangan dengan Calvin. Calvin tetap memaksa dan Dr. Schultz menembak Calvin. Pertempuran dimulai. Dr. Schultz tertembak dan mati. Django berjuang sendirian dengan terus menembaki orang-orang di rumah besar. Namun ia gagal. Stephen memberikan dua pilihan, menyerah atau Broomhilda mati. Django memilih menyerah.
Hukuman yang diterima Django adalah dijual ke pertambangan LeQuint Dickey Mining. Disana terkenal dengan perbudakannya yang sangat kejam. Tak jarang Negro yang dicambuk sampai mati, memasukkan Negro ke pertandingan Mandingo dan menjadikan Negro makanan anjing Stonesipher.
Dalam perjalanan menuju LeQuint Dickey Mining, karena kecerdikannya, saat istirahat di tengah perjalanan Django kembali beraksi. Ia bernegosiasi dengan tiga orang kulit putih yang menjaganya. Django menawarkan brosur buronan yang diberikan Dr. Schultz. Mereka tertarik dan sepakat, dengan kuda dan senjata sebagai upah Django. Saat senjata diterima Django, ia menghabisi tiga penjaga itu dan kembali ke Candyland untuk menyelamatkan Broomhilda. Dengan pistol di tangannya, Django menghabisi satu persatu orang-orang kulit putih yang selama ini menindas orang-orang kulit hitam. Candyland hancur, dan berakhirlah film ini.
Film-film koboi di Amerika Serikat sampai saat ini tak ada matinya. Dengan nilai rata-rata 8,2 dari 10 di situs Rotten Tomatoes, film Django Unchained mendapat respon positif dari para kritikus film. Dengan konflik yang sebenarnya sederhana yaitu seorang budak ingin menemukan istrinya dan menikmati kebebasan, film ini dikemas dengan apik oleh Quentin Tarantino.
Django Unchained bagus untuk ditonton semua kalangan kecuali anak-anak, karena ada beberapa adegan yang belum waktunya ditonton oleh anak-anak. Kisah percintaan antara Django dan Broomhilda, yang notabenya seorang Negro dan budak orang-orang kulit putih, menimbulkan masalah. Tetapi, karena kegigihan perjuangan keduanya, akhirnya film ini berakhir dengan bahagia.
Kelebihan film ini hampir semuanya tak ada kekurangan. Apalagi ketika dibandingkan dengan film-film Indonesia yang sejenis. Film Django Unchained cukup mewakili gambaran kehidupan dan budaya perbudakan di Amerika Serikat. Dari segi kostum hampir semuanya tak ada celah untuk mencari kekurangan. Satu lagi kelebihan film ini yaitu selalu to the point dan tidak berbelit-belit. Kemampuan komunikasi dan permainan otak, menjadi nilai tersendiri dalam film ini. Penonton tidak disuguhi hal-hal yang datar-datar saja, tetapi diajak berfikir untuk ikut mencari strategi atau pemecahan teka-teki disana.    
Menurut saya, kekurangan dalam film ini adalah penggambaran darah yang keluar ketika peluru mengenai atau menembus tubuh manusia. Entah untuk menggambarkan betapa kejamnya peluru-peluru itu atau apa, tetapi darah yang keluar terlalu mendramatisir, sehingga tidak terkesan alami.
Dari segi alur cerita, film ini cukup memuaskan. Hanya saja sedikit kejanggalan ketika Django, seorang budak, dalam sekejap memiliki kemampuan menembak yang sangat bagus. Ia juga pandai menunggang kuda. Padahal ia sejak kecil sudah menjadi budak, dan pada waktu itu tak ada seorang kulit hitam (Negro) yang boleh menunggangi kuda. Mungkin bisa digambarkan penyebab kemampuan itu, misal karena bakat atau pernah latian sebelumnya.
Samapi saat ini, berdasarkan sumber yang saya ambil, dengan prestasi film ini yaitu menang 12 kategori dan sebagai nominasi 21 kategori dari 12 ajang penghargaan, film Django Unchained kebanyakan menang dalam hal skenario. Karena keterbatasan sumber, resensator tidak bisa menemukan bagaimana bentuk skenario film ini sehingga belum bisa memberikan penilaian dalam hal skenario. Dilihat dari penulisnya, Tarantino bukanlah seorang penulis skenario pemula, sehingga kemampuannya memang tidak diragukan lagi. Prestasi lain yaitu dalam hal pemain pendukung. Cristoph Waltz, Leonardo DiCaprio, dan Kerry Washington adalah para aktor dan aktris yang sudah berpengalaman dalam dunia film. Acting mereka sangat maksimal. Prestasi lain yaitu dalah hal musik original yang dibuat khusus untuk menyertai film ini. Dan terakhir, Django Unchained juga berhasil menang sebagai Top Ten Movies of the Year dalam ajang American Film Institute Awards 2012.    
Dengan segala kelebihan dan kekurangan film ini, Django Unchained tak hanya mendapat respon positif saja. Di beberapa negara film ini tidak boleh ditayangkan di bioskop. Salah satunya di Cina, film ini dicekal karena Cina melarang film dengan genre kekerasan dan ekspolitasi seksual ditayangkan di bioskop. Padahal sebelumnya Tarantino sudah bekerjasama dengan sineas Cina agar filmnya yang terkenal dengan ultra kekerasan bisa tayang disana. Tarantino siap mengubah warna darah menjadi lebih gelap, tetapi Otoritas Cina malah meminta agar suaranya dihilangkan. Tetap saja pada akhirnya film ini tidak bisa ditayangkan di Cina.
Film ini memang mengundang kontroversi di beberapa negara. Sosok Django di film ini digambarkan seorang kulit hitam atau Negro yang membantai habis-habisan kulit putih. Bagi sebagian golongan, ini adalah bentuk pelecehan terhadap kulit putih.
Seiring ketenaran Django, bahkan di Indonesia sampai ada film bergenre komedi bertemakan Django dengan judul 3 Djanggo. Film ini dirilis tahun 1976 dan dimainkan oleh Benyamin S., Mansyursyah, dan Eddie Gombloh. Tetap saja, sosok Django adalah sang koboi yang memukau.


newer post
newer post older post Home